Diam diam
Aku melihatmu, melihat senyummu dari jauh, ku ingin merasakan senyummu itu hanya untuk ku, tapi aku menggangap tak pantas diriku mendapatkan senyummu. Di balik raut mukaku yang periang, disitu tertanam benak ingin mengenalmu lebih dalam. Alangkah indahnya jika kamu membuka hatimu untukku. Ku tak mengenalmu, ku hanya tau namamu, siapa kamu dan dimana rumahmu pun aku tidak tau. akankah esok kamu menyadari? betapa besar rasanya aku ingin mendekatimu, namun.......... aku malu, aku malu dengan siapa diriku, diriku bukan berada seperti dirimu. Aku terdiam jika mengingat itu, aku sungguh sakit jika mengingatnya. Hati ini bergetar saat ada dirimu perasaan cinta tidak bisa aku pungkiri. Setiap menit aku menanti pesan darimu tapi itu tidak ada. Aku tersenyum lebar saat kamu membalas pesan dariku. Tuhan, dekatkanlah aku dengannya, dengan dia yang begitu santun pada wanita, dengan dia yang selalu mengingat-Mu, dengan dia yang mempunyai raut wajah begitu manis. Aku ingin mengenalnya lebih jauh, tapi aku tidak mampu untuk melakukannya. Ku lihat waktu, tak kunjung datang keajaiban dari Tuhan, mungkin....... aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan, melihatmu tersenyum itu sudah membuatku bahagia. Aku hanya bisa mencintaimu diam diam tanpa kamu sadari keberadaan ku ini. Aku tidak menyalahkan perasaan ku, tapi aku menyalahkan fatomorgana, mengapa Ia datang disaat aku ingin merasakannya.